Tidak Cocok dengan Pimpinan ?


Guys,

Sepulang kerja barusan, sambil ngopi di Cafe D'Mbendol yang menyajikan nasi kucing yang dimakan manusia kkk... ada teman (laki-laki) yang cerita kalau pacarnya (perempuan) lagi gak mood kerja lagi. Lalu saya tanya " What's wrong man ? " tapi pas aku tanya pakai bahasa Indon sih " Kenapa sih, Bro ?" he he he...ternyata si pacar - sebut saja Popy Bunga( kayak idola penulis nih..ups..) merasa gak cocok dengan pimpinan. Kebetulan popy ini habis dimutasi dari cabang A ke Cabang B. Merasakan perbedaan kepemimpinan A dan B akhirnya poppy mempunyai penilaiaan minor dengan pimppinan yang sekarang ( Cabang B ).



Menurut poppy, salah satu yang menonjol yang membuat tidak cocok adalah masalah "implementasi pelaksanaan JOB DES dan Kebebasan berbuat". Tahu gak sih guys maksudnya ? kkkk...wkkkk ya aku tulsi demikian biar agar keren dan dikirain adminnya sarjana begitu he he he.

Ketika di cabang A, pimpinan memberikan kebebasan untuk melakukan apa saja, mengambil langkah dan tidakan apa saja agar misinya tercapai yakni...Jualan dan Target tercapai. Sedangkan di Cabang B, poppy merasa tidak mendapatkan itu, karena selalu saja diatur-atur dan tidak bisa mengekpresikan diri melakukan apa saja untuk menebus penjualan yang menjadi targetnya. Poppy merasa kwatir kalau-kalau kondisi ini mengakibatkan target dia gak tercapai dan akhirnya mendapatkan pinalty berupa downgrade atau apapunlah istilahnya...

Permasalahannya, lha kok ceritanya ke saya bukan ke pejabat yang ahli dalam hal seperti ini begitu loh. Maka, saya jawab sebisa-bisanya sambil membayangkan menjadi tukang sarjana ahli psikologis dan strategi marketing dengan titel berderet begitu...kkkkk...kkkk...lebay.com. Cluenya menurut saya (penjualan obat..he...he..) adalah demikian :

Bekerja itu sosialisasi dengan banyak orang. Maka yang perlu disadari adalah "Isi" kepala setiap orang itu berbeda-beda. Yang membedakan isi kepala seseorang itu hanya pada titik "Personality & Politic" yang terbentuk sejak kecil hingga sekarang yang memberikan nuasanya berbeda dalam bentuk kepemimpinan. Faktornya banyak, bisa karena pendidikan keluarga, sosialisasi bermasyarakat, pendidikan formal, dll yang akan membentuk "Character" seseorang. Karena hal inilah orang akan menjadi introvert atau extrovert, lemah lembut, keras atau kerasukan...wkkkk yang ini 'gaklah atau karena tuntutan profesi ( Job Des ).

Dalam permasalahan Poppy ini, katakanlah "Wilayah Senang" poppy dapat di Cabang A terdahulu, tetapi ketika menyangkut ketidaknyamanan dia kepada pimpinan dicabang yang sekarang, harusnya diulas sedikit. Ulasan sederhana itu bisa terlihat dari "isi perintah" pimpinan sekarang apakah masih masuk dalam logika penalaran secara umum atau tidak dalam tatanan sebuah organisasi modern. Kalau masih masuk, maka pimpinan B masih dalam kategori pimpinan yang bekerja karena tuntutan profesi ( JOB DES ), yang biasanya model seperti ini adalah "Task Oriented", berjalan lurus-lurus aja, takut disalahkan perusahaan dan hidup dalam kerangka berfikir biasa-biasa saja, BUKAN seorang MEGALOMANIAC yakni syndroma yang muncul dari seorang pemimpimpin yang menjadikan DIA adalah HUKUM dan nyaris membabi buta. Kalau udah Megalomaniac...huh...sumpah...wajib di santet...kkkk

Jadi kesimpulannya tidak ada alasan bagi poppy untuk membesar-besarkan permasalahan, akan tetapi menyelaraskan dengan model pemimpin seperti ini walaupun explorasi nyaris minimal dan hasilnya pasti biasa-biasa saja.

apa yang harus dilakukan poppy?
  1. Pemimpin yang model begini itu "Kudu di Emong" dan terus di beri masukan dan usulan2 produktif sesuai dengan kondisi kekinian dan kondisi cabang. Kayak lagunya ARMADA itu loh yang judulnya "Buka Hatimu" tahu gak sih?
  2. Bangun komunikasi dengan pendekatan "We Are The Team" bukan pendekatan"Elo dan Gue". Sebagai ilustrasi adalah, Ketika organisasi dianggap sebagai sebuah Kapal besar yang sedang berlabuh, maka untuk mencapai tujuan memang tergantung dari nahkoda yang pegang supirannya ( Bahasa setir kalau kapal apaan sih ? ). Akan tetapi, apabila terjadi kebocoran di bagian depan, penumpang yang ada dibelakang tidak boleh bilang "Untung bukan tempat Gue yang bocor" karena apa ? di depan atau di belakang maka kalau tidak segera di tambal pasti kapal akan tenggelam dan mati semua tuh penumpangnya...
  3. Sadari bahwa kebanyakan seorang anak buah itu mempunyai tanggung jawab pada satu pekerjaannya saja, akan tetapi seorang pimpinan itu bertanggung jawab atas keseluruhan hal.
Sedikit aja tulisannya entar kalau "kepanjangan" kasihan popy kalau "kelebaran" kasihan mas-mas yang baca...he he he...semogga enggak pakai bahasa "langit"...amin.
Read more…

Beratnya Mengucapkan "Terima Kasih" !


Guys, I am here again....

Selalu saja menarik ketika berkumpul dengan teman-teman seperjuangan dan sekantor. Selain bisa ber ha ha..hi..hi juga bisa sharing tentang apapun. Nah ketika "Uang Laki-Laki Belum Cair" maka tempat yang menjadi favourite adalah CAFE D'MBENDOL. Apa sih asiknya di situ? ...yang asik adalah kopinya. Saya menyebutnya sebagai Kopi ++ [baca Plus-Plus]. Selain racikannya pas banget, plusnya adalah "Plus Bisa Ngutang" ! Tetapi ada kata sandi alias "Passwordnya" yakni sebelum duduk bilang saja "Bang, ngutang ya...atau saya usir dari sini !" pasti deh...Bang mbendol bilang "Iya Mas, Silahkan,...saya iklas kok !" Nah lo...legowo banget kan ?

Satu hal yang membuat simpatik saya atas bang mbendol adalah, dia selalu mengucapkan "terima kasih" manakalah pembeli selesai makan walaupun makannya Ngutang. "Terima kasih ya...besok datang lagi" selalu itu yang dikatakannya.

Guys,
Masing-masing diri kita selalu saja tidak bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri. Kita selalu hidup dengan bantuan orang lain, disadari ataupun tidak disadari oleh kita. Ada "Budi/Jasa" orang lain yang menempel dalam diri kita dan juga sebaliknya. Sehingga, sudah sepantasnyalah "Ucapan Terima Kasih" terlontar dari mulut kita kepada orang lain yang berinteraksi dengan kita, baik sebagai ungkapan yang tulus atas bantuan orang lain ataupun hanya sekedar "bahasa" untuk mengakhiri pertemuan dan perbincangan semata.

Ucapan terima kasih bersifat universal, 'gak perduli pada dialektika barat maupun timur. Ucapan terima kasih adalah milik dunia dan kehidupan ini. Secara implisit mensyiratkan pengakuan diri atas kelemahan sebagai manusia, hina dina dan penuh dengan kekurangan dimata Sang Pencipta, serta sebagai bukti bahwa kita sebagai makluk sosial yang beradap, selalu bergantung dengan orang lain.

Guys,
Dalam konteks organisasi, sampeyan sependapat gak dengan saya, bahwa TIDAK ADA MOTIVASI YANG MANJUR dan PENGHARGAAN YANG PALING BERHARGA di dunia ini selain ucapan terima kasih yang tulus?

Coba pahami...
  1. Seorang salesman akan sanggup menciptakan penjualan berlipat ganda pada akhirnya, hanya dengan ucapan terima kasih dari supervisornya di saat-saat target penjualan belum tercapai.
  2. Seorang Office Boy akan "menyerahkan hidupnya" untuk mengabdi tulus iklas kepada pimpinannya hanya karena selalu mendapatkan ucapan terima kasih atas kerjanya. Walaupun pimpinan tahu masih banyak tempat yang perlu ditingkatkan kebersihannya.
  3. Seorang staff akan senang hati bekerja overtime tanpa lelah dan 'gak meminta uang lembur bila pimpinannya selalu mengucapkan terima kasih secara tulus atas pekerjaannya.
Ucapan terima kasih sangatlah ajaib, melebihi motivasi yang diucapkan oleh motivator yang digaji puluhan juta sekali sessi bicara. Ucapan terima kasih adalah "obat" atas kejemuhan, kejenuhan dan sumpeknya hati karyawan karena pekerjaan yang terus mengalir tanpa henti setiap saat.

Guys,
Bila dirimu adalah seorang pemimpin dan bersemangat untuk memajukan perusahan, maka senjata tajam yang harusnya kau miliki adalah "ucapan terima kasih yang tulus", bukan "SP [Surat Peringatan]", bukan wewenang karena jabatan, bukan ancaman dan intimidasi, bukan SK PHK.

Percayalah, dengan ucapan terima kasih maka sebuah perusahaan akan dapat menghemat biaya rekruitment, biaya mendatangkan motivator, biaya memperbaharui modul-modul training dan dapat menciptakan efesiensi yang dasyat karena perusahan akan mendapat "Loyalitas" dari karyawannya.

Mengucapkan terima kasih tak akan menurutkan gengsi dan derajat seseorang.Ucapan terima kasih akan menghilangkan keangkuhan dan kesombongan. Lupakan gelar kesarjanaanmu, lupakan dirimu lebih tua dan lebih pinter dari bawahanmu dan orang lain, lupakan bahwa engkau kaya 7 turunan, posisikan orang lain disekitarmu setara dan sederajat denganmu dan berterimakasihlah kepada orang lain, karena engkau membutuhkannya.

Dengan selalu berterima kasih, Bang Mbendol berhasil membeli rumah seharga 350 Juta dengan hanya jualan nasi kucing di depan LC SBM dan berhasil mengkuliahkan anak perempuannya yang saat ini baru mengerjakan skripsi.
Terima kasih saya ucapkan atas waktumu membaca tulisan singkat ini. Semoga masuk surga bersamaku....wkkkk kkkkk...amin deh.
Read more…